oleh

Sarinah GMNI Sumut dan Jatim Selenggarakan SAPARI

Rakyatsumut.com, Ketua Bidang Kajian Sarinah Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Sumatera Utara (DPD GMNI Sumut) bekerjasama dengan Ketua Bidang Kajian Sarinah DPD GMNI Jatim menyelenggarakan Sapari (Sapa Sarinah) live di Instagram, Medan, Sabtu (3/4/2021) pukul 19.00 WIB.

Adapun Sapari tersebut mengusung Tema “Kebhinekaan Perempuan yang Tetap Tunggal Ika” yang merujuk pada posisi perempuan dalam suku Jawa dan suku Batak.

Sapari dibuka dengan Sambutan Ketua DPD GMNI Sumut, Paulus Gulo. Ia mengatakan, bahwa multikultiralisme pada dasarnya adalah sebuah ideologi atau pemahaman akan penerimaan keberagaman pluralitas dan multikultural dalam kehidupan bermasyarakat.

“Pluralitas masyarakat Indonesia perlu dirawat dengan banyak hal, termasuk dengan melakukan Sapari (Sapa Sarinah) oleh karena penerimaan akan keberagaman terkhususnya keberagaman suku di Indonesia sangat membutuhkan yang namanya penerimaan. Semoga kegiatan seperti ini akan terus berlanjut,” kata Paulus.

Sementara itu, Paska Marbun selaku Ketua Bidang Kajian Sarinah DPD GMNI Sumut mengungkapkan bahwa Sapari ini dihelat sebagai sarana untuk membahas pemahaman dan dinamika perempuan Jawa dan Batak serta menjawab bagaimana cara mengentaskan konflik yang mencoba merongrong kesatuan dan keutuhan bangsa ditinjau dari perspektif Trisakti Bung Karno poin ketiga Berkepribadian dalam Kebudayaan.

“Sebagaimana TOR (Term Of Refereance-red) telah kami sepakati bersama Sapari ini bertujuan untuk Menarik pendapat Sarinah mengenai daya upaya untuk mempertahankan multikulturalisme dan jika dimungkinkan untuk bekolaborasi kedepannya,” ungkap Paska.

Terakhir, Sa’adatul Abbadiyah selaku Ketua Bidang Sarinah DPD GMNI Jatim menegaskan bahwa tema yang merujuk pada posisi perempuan di dua suku besar di Indonesia, Jawa dan Batak kali ini diharapkan menjadi batu loncatan untuk Sapari se-Indonesia ke depannya.

“Ke depannya, kami sangat mengharapkan athensi dari bung dan sarinah se- Indonesia untuk terus merawat keberagaman yang tetap tunggal ika, melalui perbincangan dan penerimaan akan perbedaan itu,” tutup Sa’ada.

Editor: Damai Mendrofa

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed