Rakyatsumut.com, Sejumlah pelajar di SMA N 1 Matauli Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara dikukuhkan dalam kepengurusan OSIS yang baru, Sabtu (27/2/2021).
Sebelum pengukuhan dilakukan, sejumlah guru dan pengurus OSIS terlebih dulu menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Dikarenakan COVID-19, acara itu pun dilaksanakan melalui video Daring.
“Hari ini sebanyak 29 orang siswa kita lantik menjadi pengurus OSIS untuk periode 2020/2021, pelantikan dilakukan secara virtual,” jelas Murdianto, Kepala Sekolah SMA N1 Matauli Pandan.
Murdianto menyebutkan, pengukuhan sekaligus serah terima jabatan kepengurusan OSIS lama kepada yang baru dilakukan secara Virtual.
Kegiatan ini adalah kali pertama sejak berdirinya sekolah unggulan di Pantai Barat Sumatra.
“Ketua OSIS yang baru diamanahkan kepada Bagas Komandanu. Yang sebelumnya diketuai oleh Muhammad Lutfi,” jelasnya.
Murdianto menyebut, sebelum pandemi COVID-19 melanda, kepengurusan organisasi kesiswaan ini dikukuhkan secara langsung di hadapan ratusan siswa. Serta disaksikan oleh puluhan guru.
“Acara ini pertama kali dan terbaru dalam situasi Pandemi. Namun kegiatan ini tidak boleh berhenti. Tetap terus berjalan dalam situasi apa pun,” jelas Murdianto.
Dikatakan Murdianto, pengalaman dalam kepemimpinan berorganisasi tidak akan pernah ditemui pada buku pelajaran di sekolah.
Untuk itu, kepada siswa yang dipercayai dalam organisasi ini dapat memanfaatkan situasi dengan baik.
Para pengurus OSIS yang baru diharapkan mampu melahirkan sikap kedewasaan dalam diri masing-masing.
“Semoga dengan terus belajar, tentu ilmu yang didapat selama ini akan berguna bagi diri sendiri, orang lain, dan negara,” ungkapnya.
Pada acara Virtual itu, Murdianto juga berpesan kepada siswa yang dikukuhkan menjadi pengurus OSIS yang baru.
Murdianto berharap agar pencapaian prestasi unggulan dan potensi siswa dalam organisasi dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Kepengurusan yang lama berikan teladan baik. Dan untuk pengurus OSIS yang baru, jadikan pengalaman itu untuk mengelola kepemimpinan yang baru, ambil yang baik dan buang yang tidak bagus,” tutup Murdianto.
Editor: Damai Mendrofa
Komentar