oleh

UPAYA PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) KELURAHAN HAJORAN KABUPATEN TAPANULI TENGAHDALAM RANGKA MENJADIKAN BUDAYA BAHARI SEBAGAI BUDAYA LOKAL DAERAH

Masyarakat yang beranekaragam latar belakang dan kearifan lokal tersebut, dipersatukan dalam suatu tatanan sosial pada tingkat masyarakat yang paling merakyat dan membumi yakni PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan  Keluarga)

POTENSI sumberdaya hayati dan non-hayati di Kabupaten Tapanuli Tengah sangat beragam. Hal tersebut ditunjukan dengan beragamnya suku bangsa yang berada di kabupaten ini. Kondisi demografi Kabupaten Tapanuli Tengah, yaitu penduduk pada tahun 2015 berjumlah 350.017 orang dengan kepadatan penduduk 159 orang per km2. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 75.119 rumah tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga adalah 4,66 orang. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu 50,19% laki-laki dan 49,81% perempuan.

Penduduk Tapanuli Tengah terdiri dari atas multi etnik yaitu suku Pesisir, Batak, Minang, Jawa-Madura, Bugis, Cina, Aceh, Melayu, Sunda, dan lain-lain, dengan mayoritas suku Batak. Pelestarian nilai-nilai luhur dan kebangsaan, kerukunan, keamanan, ketertiban, dan toleransi dalam semangat gotong-royong yang terjalin dan terbina selama ini membuat Tapanuli Tengah semakin kondusif dan tangguh secara sosial kemasyarakatan dalam menyikapi globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu cepat. Semangat gotong-royong terus dibina dan ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kesadaran, disiplin, kepedulian, dan semangat kebersamaan seluruh lapisan masyarakat dengan semangat Sahata Saoloan (Seiya Sekata) untuk memperkokoh semangat Bhineka Tunggal Ika (Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2019).

Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki 20 (dua puluh) kecamatan, diantaranya adalah Kecamatan Pandan. Kecamatan Pandan. Kecamatan Pandan terletak antara 01o33’ LU-99o08’, berada di atas 34,31 km2 permukaan laut, berbatasan dengan Kecamatan Sarudik di sebelah utara, Kecamatan Badiri  di sebelah selatan, Samudera Indonesia di sebelah barat, dan Kecamatan Tukka di sebelah timur (Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2019). Kecamatan Pandan memiliki 22 (dua puluh dua) Kelurahan, yang diantaranya adalah Kelurahan Hajoran sebagai objek meningkatkan peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam menjadikan budaya bahari sebagai kearifan lokal dalam rangka pengabdian kepada masyarakat yang berupa penyuluhan.

Masyarakat yang beranekaragam latar belakang dan kearifan lokal tersebut, dipersatukan dalam suatu tatanan sosial pada tingkat masyarakat yang paling merakyat dan membumi yakni PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan  Keluarga). Organisasi ini bermula dari Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang berupaya melibatkan partisipasi dan merupakan program pendidikan perempuan. Selanjutnya organisasi ini berubah menjadi Pembinaan Kesejahteraan Keluarga yang berupaya tidak hanya mendidik perempuan, melainkan membina dan membangun keluarga di bidang mental spiritual dan fisik material serta peningkatan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, dan lingkungan hidup. Bergulirnya reformasi dan disahkannya GBHN 1999 oleh MPR serta adanya paradigma baru pembangunan dan semangat otonomi daerah, maka kepanjangan PKK berubah menjadi Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga, yaitu sebuah organisasi yang melibatkan partisipasi perempuan dan laki-laki dalam upaya mewujudkan keluarga sejahtera (Shalfiah, 2013).

Di antara program-program pemerintah tersebut antara lain adalah pengentasan kemiskinan masyarakat nelayan di sepanjang pantai ataupun daerah-daerah kaya sumberdaya perikanan dan kelautan. Dimana  PKK sangat peduli dalam membela kaum miskin yang kelaparan dengan cara membantu ekonomi kaum perempuan. Program kerja PKK berorientaasi pada praksis, artinya PKK bergerak pada aksi-aksi nyata memberdayakan dan memihak kaum perempuan (Shalfiah, 2013). Salah satunya adalah cara dengan menggiatkan peran PKK dalam menggalakkan budaya bahari sebagai bagian dari kearifan lokal dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Hasil pengabdian kepada masyarakat (PKM) mengenai pelaksanaan peran pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) dalam rangka menjadikan budaya bahari sebagai kearifan lokal menunjukkan bahwa pemahaman dan kesadaran masyarakat umum dan komunitas masyarakat yang diwakili oleh ibu-ibu penggerak dan anggota PKK dari Kelurahan Hajoran masih rendah dengan tidak menyadarinya banyak budaya bahari khas Tapanuli Tengah yang belum dijadikan kearifan lokal setempat dan disahkan dengan perundang-undangan (Keputusan Bupati).Belum adanya penyadaran serta sosialisasi mengenai pentingya menjadikan budaya bahari sebagai kearifan lokal.

Namun, hasil pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini juga menunjukkan bahwa masyarakat umum dan komunitas masyarakat yang diwakili oleh ibu-ibu penggerak dan anggota PKK Kelurahan Hajoran masih membuka diri akan program-program penyadaran mengenai pentingnya menjadikan budaya bahari sebagai kearifan lokal dan masih menunggu untuk diadakannya program-program penyuluhan lainnya.

Gambar A. Penyuluhan Kepada Ibu-ibu PKK di Kelurahan Hajoran bersama dengan Bapak Rodhi Firmansyah, S.Pi., M.Si, Syahrial, S.Pi., M.Si, dan Irwan Limbong, S.Pi., M.Si.
Gambar A. Penyuluhan Kepada Ibu-ibu PKK di Kelurahan Hajoran bersama dengan Bapak Rodhi Firmansyah, S.Pi., M.Si, Syahrial, S.Pi., M.Si, dan Irwan Limbong, S.Pi., M.Si.
Gambar B. Lokasi Penyuluhan Kepada Ibu-Ibu PKK di Kelurahan Hajoran (Sumber: Kecamatan Pandan Dalam Angka, 2012).
Gambar B. Lokasi Penyuluhan Kepada Ibu-Ibu PKK di Kelurahan Hajoran (Sumber: Kecamatan Pandan Dalam Angka, 2012).

Oleh: Arsanti, S.Pi., M.Si., M.Sc, Dosen Akuakultur Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Matauli

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed