KABUPATEN Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang berada di pesisir barat pantai Sumatera. Dengan panjang garis pantai ±200 km, dengan luasan wilayah mencapai 6.194,98 km2, dimana sejumlah 4.000 km2 berada di lautan dan 2.194,98 km2berada di daratan. Dengan topografi dataran rendah dengan adanya gugusan pantai dan laut (Gupala).
Sumberdaya perikanan dan kelautan Kabupaten Tapanuli Tengah yang sangat melimpah merupakan modal dasar pembangunan bidang sub-sektor perikanan dan kelautan yang berasal dari kegiatan perikanan tangkap dan budidaya. Hasil kegiatan perikanan tersebut memiliki sumbangsih yang cukup besar kepada Data Produk Domestik Regional Bruto (PRDB) Kabupaten Tapanuli Tengah yang mencapai 4, 514 milyar pada tahun 2019mencakup sumbangsih sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 45,34% (BPS, 2020).
Namun demikian, data pada tahun 2010, menunjukkan bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah memasok kebutuhan perikanannya dari luar daerah dan nilainya mencapai Rp 47,03 juta untuk ikan air tawar dengan rata-rata pasokan ikan tawar mencapai 500kg/minggunya (Panggabean, 2016). Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Tapanuli Tengah masih tergantung pada pasokan produk perikanan air tawar yang berasal dari luar daerah dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi masyarakat serta dalam kegiatan industri perikanan.
Rendahnya pasokan ikan air tawar tersebut dikarenakan oleh karena rendahnya produk perikanan hasil budidaya air tawar yang dapat disebabkan oleh minimnya data-data perikanan terutama perikanan budidaya air tawar yang sifatnya terbaru (up to date) dan menyeluruh (holistic), masih minimnya pemahaman teknis budidaya, keterbatasan modal usaha, pemanfaatan luasan daerah perikanan budidaya air tawar yang masih terbilang sangat rendah, serta rendahnya pemahaman mengenai arah, tujuan dan pengenalan konsep pembangunan perikanan oleh para pelaku di sektor perikanan (Arsanti, 2018). Oleh karena hal tersebut, diperlukanlah suatu kajian untuk menemukan alternatif pengembangan budidaya perikanan di Kabupaten Sibundong baik secara kuantitas lahan budidaya maupun kualitas hasil budidayanya.
Salah satu lahan yang dapat dijadikan alternatif untuk pengembangan budidaya tersebut adalah Aek Sibundong yang berada di Kecamatan Sorkam (Gambar A).Aek Sibundong merupakan salah satu sungai terbesar yang terdapat di0 Kabupaten Tapanuli Tengah selain Aek Lae Chinong, Aek Tapus, Aek Sirahar, Aek Kolang, dan Batang Torudengan panjang sungai 70 km dan lebar sungai mencapai 30 m. Terletak di Kelurahan Sorkam Kiri, Aek Sibundong memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Selain kegiatan mandi, cuci, dan kakus dalam skala terbatas, aliran sungai Sibundong juga dipergunakan untuk kegiatan irigasi yang mencakup 1.202 hektar. Sedangkan perairan payau yang berada di Muara Sungai Sibundong sebagai muara sungai yang berada di Kecamatan Sorkam Barat seluas 80,60 km2 sebagian besarnya dipergunakan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan, dan sebagian kecil dalam pengolahan ikan asin skala rumah tangga.
Berdasarkan penelitian mengenai kesesuaian lahandan strategi pengembangan budidaya perikanan air tawar yang dilakukan pada tahun 2018 di sepanjang aliran Aek Sibundong dari bagian muara (Gambar B), tengah (Gambar C) dan hulu sungai Sibundong(Gambar D) memiliki kelas kesesuaian lahan sesuai marjinal atau sesuai pada saat ini, hal ini dikarenakan masih terbatasnya faktor-faktor yang diteliti. Adapun faktor pembatas serius dalam kesesuaian lahan tersebut adalah suhu dan kebutuhan oksigen organisme di sungai, dikarenakan penelitian dilakukan sesudah turun hujan saat suhu sedang turun drastis dan penelitian di lapangan hanya dilakukan 1 (satu) kali saja. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan tersebut, kemungkinan ikan budidaya air tawar yang dapat dibudidaya di muara sungai adalah udang galah, ikan lele, mas, nila, gurame dan patin. Untuk budidaya ikan di bagian tengah sungai adalah ikan lele, mas, nila, gurame dan patin dengan mengurangi atau meniadakan kegiatan penambangan pasir. Kemudian untuk di bagian hulu sungai adalah ikan lele, mas,nila, gurami, dan patin. Dimana, dalam budidaya ikan tersebut tidak terlepas dari pembudidayaan ikan-ikan yang asli merupakan ikan endemik Sungai Sibundong seperti ikan sumera dan ikan lelan.
Berdasarkan hasil analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, dan Tantangan), strategi yang dapat dipergunakan dalam pengembangan budidaya perairan air tawar di Sungai Sibundong Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah adalah strategi pengembangan agresif yakni penetrasi pasar, perluasan pasar, dan pengembangan produk secara intensif. Sedangkan berdasarkan hasil analisis hirarki, menunjukkan bahwa kesesuaian lahan, peraturan perundang-undangan yang mendukung, permintaan pasar, persepsi/dukungan masyarakat, dan ketersediaan sumberdaya manusia yang mencukupi menjadi faktor pendukung utama dalam pengembangan budidaya air tawar di Sungai Sibundong. Kemudian aktor yang diharapkan masyarakat dalam pengembangan budidaya perairan ikan air tawar di Kecamatan Sorkam adalah Bappeda, Balai Benih Air Tawar, Pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah, Dinas Kelautan dan Perikanan Tapanuli Tengah, dan Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Matauli.
Pada akhirnya, tujuan utama pengembangan budidaya perairan air tawar di Sungai Sibundomg Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah adalah peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan berusaha, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan peningkatan pendapatan asli daerah. Hal tersebut dapat diraih dengan cara melakukan koordinasi antar instansi terkait secara intensif, melakukan pelatihan/diseminasi/membuat kolam-kolam percontohan budidaya air tawar, meningkatkan saluran-saluran distribusi hasil perikanan budidaya air tawar, mengadakan budidaya multi-spesies, dan mengadakan budidaya berwawasan lingkungan.
Gambar A. Aliran Sungai Sibundong Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah (Badan Informasi Geospasial Republik Indonesia, 2018 dengan menggunakan ArcGis versi 16,3).



Berdasarkan hasil analisis SWOT, strategi yang dapat dipergunakan dalam pengembangan budidaya perairan air tawar di Sungai Sibundong Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah adalah strategi pengembangan agresif yakni penetrasi pasar, perluasan pasar, dan pengembangan produk secara intensif. Sedangkan hasil Analysis Hierachy Process (AHP) menunjukkan bahwa kesesuaian lahan, peraturan perundang-undangan yang mendukung, permintaan pasar, persepsi/dukungan masyarakat, dan ketersediaan sumberdaya manusia yang mencukupi menjadi faktor pendukung utama dalam pengembangan budidaya air tawar di Sungai Sibundong.
Kemudian aktor yang diharapkan masyarakat dalam pengembangan budidaya perairan ikan air tawar di Kecamatan Sorkam adalah Bappeda, Balai Benih Air Tawar, Pemerintah Tapanuli Tengah, Dinas Kelautan dan Perikanan Tapanuli Tengah, dan Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Matauli. Dimana, tujuan utama pengembangan budidaya perairan air tawar di Sungai Sibundomg Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah adalah peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan berusaha, peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dan peningkatan pendapatan asli daerah. Hal tersebut dapat diraih dengan cara melakukan koordinasi antar instansi terkait secara intensif, melakukan pelatihan/diseminasi/membuat kolam-kolam percontohan budidaya air tawar, meningkatkan saluran-saluran distribusi hasil perikanan budidaya air tawar, mengadakan budidaya multi-spesies, dan mengadakan budidaya berwawasan lingkungan.
Oleh: Arsanti, S.Pi., M.Si., M.Sc, Dosen Akuakultur Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan Matauli
Komentar